Berbicara soal sesosok pesulap, tak afdol rasanya jika melewatkan nama termahsyur yang satu ini. Harry Houdini. Pria ini lahir di Budapest, Hungaria, pada tahun 1874 dan meninggal secara misterius pada tahun 1926.
Selama kariernya, ia berhasil memukau para penonton dengan mempertunjukkan aksi spektakuler macam “Milk can Escape” atau “Chinese Water Torture Cell.” Layaknya seniman pada umumnya, ia menggunakan nama panggung untuk meningkatkan daya jual ke hadapan publik Harry Houdini bernama asli Ehrich Weiss.
Nama Harry mungkin sedikit terinspirasi dari nama depannya yang asli. Namun, ada juga yang berspekulasi bahwa itu adalah sebentuk tribut terhadap pesulap kesohor, Harry Kellar. Sedangkan, nama Houdini jelas merupakan tribut terhadap ilusionis Perancis, Jean Eugene Robert Houdin Ia punya saudara sesama pesulap, Theo namanya.
Pernah suatu ketika Houdini mempertontonkan aksi solo yang rutin dibawakan oleh adiknya, aksi tersebut bernama “Hardeen.” Usai kematian sang kakak, Theo kemudian mewarisi seluruh peralatan sang ilusionis ternama. Houdini nyaris pernah mau berhenti dari dunia yang melambungkan namanya ini. Namun, ia urungkan dan memutuskan untuk mendirikan sekolah pesulap. Barulah, setelah berusaha sekian lama, ia akhirnya mulai dikenal secara luas pada tahun 1899 dalam aksinya lewat tur yang diadakan di beberapa wilayah Amerika dan Eropa.
Kemampuannya untuk melepaskan diri dalam jeratan borgol, banyak membuat orang terkesima. Dari situlah ia kemudian dikenal sebagai “King of Handcuffs Ada selentingan yang mengatakan bahwa Houdini tewas ditinju seorang mahasiswa. Kejadian ini bermula di sebuah ruang ganti pakaian, ketika seorang mahasiswa mendekatinya dan menanyakan apakah pesulap punya kekuatan fisik dahsyat Houdini mengangguk, dan mahasiswa tersebut, tanpa aba-aba, langsung meninju Houdini dengan keras di bagian perut.
Hal ini diduga menyebabkan radang usus buntu yang kemudian dianggap sebagai penyebab kematiannya. Hanya saja, layaknya manusia terkenal lainnya, rumor ini masih simpang siur hingga sekarang.
No comments:
Write komentar