Megawati Soekarnoputri tercatat di tinta sejarah Republik Indonesia sebagai Presiden Ke-5 RI.
Megawati ke tampuk RI-1 setelah Presiden ke-4 RI KH Abdurahman Wahid dilengserkan parlemen Juli 2001 lalu.
Presiden Pertama Republik ini adalah ayahnya, Soekarno.
Hingga sekarang, Megawati masih aktif di dunia politik sebagai Ketua Umum DPP PDIP.
Tak banyak yang tahu jika Presiden RI ke-5, Dyah Permata Megawati Setyawati Soekarnoputri atau umumnya lebih dikenal sebagai Megawati Soekarnoputri (70) memiliki 3 anak dan 3 suami.
Suami pertamanya adalah Letnan Satu (Penerbang) Surindro Supjarso, pilot pesawat AURI dan perwira pertama pada Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU) Republik Indonesia.
Surindro sosoknya tinggi jangkung, berwajah ganteng dengan model rambutnya berjambul, di kalangan rekan-rekannya ia kerap dipanggil dengan "Pacul".
Surindro adalah sahabat karib Guntur Soekarnoputra, kakak Megawati.
Konon kabarnya, Gunturlah yang menjodohkan Mega dengan Surindro.
Mereka menikah pada hari Sabtu, tanggal 1 Juni 1968 bertempat di Jalan Sriwijaya Nomor 7, Kebayoran Baru, Jakarta.
Setelah itu, Megawati lalu mengikuti suaminya, Surindro, tinggal di Madiun, Jawa Timur.
Di sana ia menjadi ibu rumah tangga dan mengurus anak pertamanya, Mohammad Rizki Pratama.
Ketika Mega sedang mengandung anak keduanya, Mohammad Prananda Prabowo, Surindro mengalami kecelakaan pesawat yang merenggut nyawanya.
Pesawat Skyvan T-701 yang dikendalikannya terempas di laut sekitar perairan pulau Biak, Irian Jaya, pada tanggal 22 Januari 1970.
Surindro dan 7 awak pesawatnya hilang tak diketahui rimbanya dan hanya tersisa serpihan puing-puing tubuh pesawat yang ditemukan tersebar berserakan di laut sekitar perairan tersebut.
Megawati pun dirundung duka yang mendalam, ia pun berkabung cukup lama.
Selang beberapa tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1972, waktu itu usia Megawati masih baru menginjak awal dua puluhan dengan mempunyai dua orang anak yang masih balita, ia lalu kembali merajut kasih asmara dengan seorang pria yang konon adalah pengusaha asal Mesir, yang juga seorang diplomat Mesir yang kala itu sedang bertugas di Jakarta, yang bernama Hassan Gamal Ahmad Hasan.
Namun, pernikahan Mega yang kedua kali ini tak berlangsung lama, hanya bertahan tiga bulan, sebab pernikahan Megawati dengan Hassan (suami kedua) menjadi sorotan media massa dengan alasan bahwa waktu itu dia masih terikat perkawinan yang sah dengan Surindro.
Keluarga Bung Karno pun tak tinggal diam, mereka kemudian menyewa seorang pengacara, Sumadji namanya, guna membatalkan pernikahan Megawati yang kedua yang kontroversial itu melalui penetapan keputusan oleh Pengadilan Tinggi Agama Jakarta.
Akhirnya Hassan pun mengalah dan menyerah.
Dari pernikahan dengan suami keduanya yang kandas ini, Megawati tidak dikaruniai anak.
Kebahagiaan dan kedamaian hidup rumah tangga Megawati baru benar-benar terjalin dan dirasakan saat ia menikah dengan Moh Taufiq Kiemas, rekannya sesama aktivis di Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) dulu, yang juga menjadi salah seorang penggerak Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P).
Taufiq, selain aktif di GMNI, ia juga bergabung dengan Inti Pembina Jiwa Revolusi, yaitu suatu organisasi yang menegakkan ajaran Soekarno.
Oleh Guntur, Taufig diberi julukan "si Bule".
Taufiq menikahi Megawati pada akhir Maret 1973.
Pesta pernikahan mereka ini berlangsung sederhana di Panti Perwira, Jakarta Pusat.
Dari pasangan ini, maka lahirlah Puan Maharani, yang merupakan anak ketiga dari Megawati dan adalah anak pertama Taufiq satu-satunya.
Puan kini sukses mengikuti karier ibunya.
Pada era pemerintahan Joko Widodo dengan Jusuf Kalla, Puan diberi jabatan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI pada Kabinet Kerja.
Puan pernah menjabat sebagai Ketua Fraksi PDI-P pada DPR RI untuk tahun 2012 hingga 2014.
Pada DPR, Puan berada pada Komisi VI yang mengawasi BUMN, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, serta anggota badan kelengkapan dewan Badan Kerjasama Antar Parlemen, dan juga sebagai Ketua Fraksi PDI-P menggantikan Tjahjo Kumolo yang telah menjabat selama 9 tahun.
Beda Saudara Tirinya
Pilihan karier Puan beda dengan 2 saudara tirinya, yakni Rizki dan Prananda.
Jika Puan meniti karier pada jalur politik dan pemerintahan, lain hanya dengan Rizki yang dikenal sebagai pengusaha, sedangkan Prananda untuk sementara hanya pada jalur politik saja.
Prananda kini jadi politikus PDI-P.
Pada partai tersebut, Prananda ditempatkan sebagai ketua bidang telaah materi.
Di kalangan elite PDI-P, Prananda dikenal sebagai "man behind the door".
Beberapa pidato politik Megawati dibuat dia.
Sosok Nanan, sapaan akrab Prananda, tiba-tiba muncul menjelang pelaksanaan kongres III PDI-P di Bali, tahun 2010 lalu.
Nama itu muncul karena para loyalis Megawati gerah dengan adanya isu sejumlah elite PDIP ingin membawa partai yang selama ini bersikap oposisi menjadi koalisi.
Sementara, Rizki selama ini dikenal sebagai simbol keluarga yang tidak terjun ke politik.
Kemunculannya paling mencolok adalah saat Taufiq meninggal dunia.
Rizki menyambut jenazah Taufiq di Bandara Halim dan membacakan pidato keluarga di depan Presiden SBY pada saat pemakaman di TMP Kalibata, Jakarta, Minggu (9/6/2013).
"Pengkhianat"
Nanan pernah bikin heboh pada pertengahan tahun 2015 lalu.
Hal tersebut dipicu dia menyanyikan lagu berjudul 'Pengkhianat' melalui grup band rock, Rodinda.
"Telah ku serahkan seluruh jiwa ku untuk menjadi nafas dalam gerak langkah perjuangan mu. Dasar kau..."
Begitulah penggalan lirik lagu 'Pengkhianat'.
Pada awal video itu, Prananda bertutur disertai raut wajah kebencian.
Prolog dari Prananda itu langsung disambut dengan teriakan "pengkhianat" dan hantaman musik cadas.
Berikut lirik lagu tersebut:
"Telah kuserahkan seluruh jiwaku
Untuk menjadi nafas dalam gerak langkah perjuanganmu
Dasar kau pengkhianat
Sangkakala pertarungan
Kau tiupkan dua jago
Kau pikir karena kuasamu
Mati langkahku kau buat
Janji mu tipu muslihat
Senyummu bulus membius
Cukup sampai di sini lukaku
dendamnya kurawat
Tapi sisa waktu kesumatku
Dasar kau pengkhianat
Pengkhianat berwajah santun
Dasar kau pengkhianat
Lihatlah kau berbuat tebarmu
Tempus Abire Tibi Est
Tempus Abire Tibi Est
Waktumu sudah habis
Manusia tak punya malu
Janjimu tipu muslihat
Senyummu bulus membius
Cukup sampai disini lukaku
dendamnya kurawat
Tapi sisa waktu kesumatmu
Dasar kau pengkhianat
Pengkhianat berwajah santun
Dasar kau pengkhianat
Lihatlah kau perbuat tebarmu
Waktumu sudah habis
Manusia tak punya malu
Tunggu saatnya kan tiba
Pasti lah akan tiba
Tiba masa kubuat perhitungan
Membalas pengkhianatan"
Jika selama ini ia jarang tampil di layar kaca, kini Prananda muncul dengan grup bandnya.
Video klip "Pengkhianat" berdurasi 3.37 menit itu diunggah pada channel YouTube oleh akun RODINDA MUSIK INDONESIA.
Kemunculan Prananda itu juga diulas situs Megawati.org.
Situs itu adalah media yang menyampaikan berbagai hal tentang Megawati, terutama pidato-pidato Ketua Umum PDI-P itu.
"Prananda Prabowo atau biasa disapa Nanan dikenal menyukai aliran musik cadas. Band asal Inggris Iron Maiden menjadi favoritnya. Dia juga jago bermain bass. Ia menggabungkan cintanya pada musik dengan ideologi Bung Karno yang ia pegang teguh. Rodinda selama ini kerap menyanyikan lagu-lagu bertema nasionalisme sebagai pesan kepada anak muda agar menjaga patriotisme mereka," demikian seperti dikutip artikel "Putra Megawati Luncurkan Lagu Berjudul Pengkhianat" dalam situs Megawati.org.
Dalam artikel itu juga dimasukkan lirik lagu "Pengkhianat" dan ditutup dengan pertanyaan "Lalu siapakah yang dimaksud Prananda sebagai pengkhianat?"
Para netizen ramai membicarakan lagu dengan lirik bernada kebencian itu.
Pada Twitter, para netizen mengaitkan lagu tersebut dengan pihak tertentu.(TRIBUN-TIMUR.COM/EDI SUMARDI)
Artikel ini telah tayang di tribun-timur.com dengan judul Cuma Kenal Puan Maharani? Ini 2 Anak Megawati Soekarnoputri Yang 'Jarang' Go Public
Sumber : Tribunnews
Editor: muslimah
No comments:
Write komentar